Otomatisasi Standard Operating Procedures (SOP) atau proses bisnis bukanlah konsep baru, tetapi evolusinya seiring dengan perkembangan teknologi telah mengubah cara bisnis beroperasi secara signifikan. Proses ini mengacu pada penggunaan teknologi untuk menjalankan tugas-tugas yang berulang atau standar dalam bisnis secara otomatis, mengurangi kebutuhan akan intervensi manual. Dengan otomatisasi, bisnis bisa meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan, dan menghemat waktu serta biaya. Untuk memahami sepenuhnya bagaimana otomatisasi SOP atau proses bisnis berkembang, mari kita melihat sejarahnya secara lebih detail.
1. 1760-an: Penemuan Mesin Uap
Penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 menandai awal dari revolusi industri. Mesin uap ini membawa dampak signifikan pada industri tekstil dan manufaktur, mempercepat proses produksi secara signifikan. Ini adalah tonggak penting dalam otomatisasi, karena untuk pertama kalinya tenaga manusia dan hewan digantikan oleh mesin, memungkinkan skala produksi yang jauh lebih besar dan efisien.
2. 1913: Ford dan Jalur Perakitan
Pada tahun 1913, Ford Motor Company memperkenalkan konsep moving assembly line di pabriknya di Highland Park. Ini adalah momen penting bagi otomatisasi industri, karena mempercepat produksi mobil secara drastis. Ford berhasil mengurangi waktu produksi untuk mobil Model T menjadi hanya 90 menit, sehingga meningkatkan produktivitas secara besar-besaran. Jalur perakitan ini menjadi dasar dari produksi massal modern.
3. 1960-an: Diagram Alur dan Robotika
Pada era ini, diagram alur (flowchart) mulai digunakan secara luas untuk memodelkan proses bisnis. Meskipun demikian, diagram alur ini masih kurang memiliki standar formal yang kuat untuk mendefinisikan proses bisnis secara konsisten. Pada tahun 1961, General Motors memperkenalkan robot industri pertama bernama Unimate, yang digunakan dalam manufaktur otomotif. Ini adalah awal dari otomatisasi berbasis robot di pabrik-pabrik, yang kemudian menjadi fondasi bagi teknologi robotika di industri modern.
4. 1990-an: BPM dan ERP
Di era 1990-an, otomatisasi bisnis semakin berkembang dengan adopsi Business Process Management (BPM) dan Enterprise Resource Planning (ERP). Perusahaan-perusahaan besar mulai mengadopsi sistem manajemen proses bisnis yang memungkinkan pengelolaan lebih efisien dalam berbagai sektor, seperti keuangan, rantai pasok, dan operasi bisnis lainnya. SAP dan Oracle adalah dua perusahaan yang mempelopori penerapan ERP di berbagai industri global.
5. 2004: Lahirnya BPMN
Pada tahun 2004, Business Process Management Initiative (BPMI) memperkenalkan BPMN (Business Process Model and Notation), sebuah standar global untuk memodelkan dan mengotomatisasi proses bisnis yang kompleks. BPMN memberikan cara yang lebih standar dan mudah dimengerti untuk menggambarkan alur kerja dan proses dalam organisasi, memungkinkan integrasi yang lebih baik antara bisnis dan teknologi.
6. 2010: Integrasi BPMN dengan Teknologi Modern
Mulai tahun 2010, banyak perusahaan yang mengintegrasikan BPMN dengan teknologi seperti Robotic Process Automation (RPA) dan kecerdasan buatan (AI). Ini memungkinkan otomatisasi proses bisnis yang lebih kompleks dan cerdas, serta meningkatkan efisiensi operasional secara signifikan. Teknologi ini juga memungkinkan otomatisasi yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan kebutuhan bisnis.
7. 2020 – Sekarang: BPMN dan Smart Contracts
Saat ini, BPMN mulai digunakan dalam memodelkan proses bisnis yang berbasis kontrak pintar (smart contracts), terutama di industri berbasis blockchain dan keuangan terdesentralisasi (DeFi). Hal ini mencerminkan perkembangan BPMN dari alat pemodelan bisnis tradisional menjadi komponen penting dalam otomatisasi proses yang lebih maju di dunia digital, termasuk di sektor teknologi blockchain yang berkembang pesat.